Postingan

Bumantara: Prolog

Aku melangkah mengikuti jejak-jejak telapak kaki kedua kawan menuju sebuah ruangan di lantai dua. Sembari berjalan aku tegaskan, akan ada beberapa pembelaan dariku nanti. Terutama untuk membenarkan atas kesalahpahaman yang tidak pernah aku lakukan. Teruntuk memberi tahukan kepada banyak pihak yang aku tinggalkan secara mendadak dan mengejutkan. Serta seorang perempuan yang kelopak matanya tertutup dengan suara pendeteksi detak jantung di ruangan sunyi. Sampai pada tempat yang dituju dengan sirine mobil pihak kemanan di lantai satu yang membikin tegang. Aku masuk terlebih dahulu ke ruangan yang sekira-kira berukuran 4x4 meter persegi itu. Di tengah-tengah ruangan, sebuah kamera DSLR [1] dan mikrofon bertengger bersamaan di atas tripod. Sebuah LED lighting berdiri tidak jauh dari kamera. Satu meter jaraknya, terbentang sofa berwarna monokrom—perpaduan hitam dan putih. Terakhir, sebagian dinding berwarna kehijauan. Lagaknya, tempat ini menyerupai studio versi mini seperti yang pernah
Postingan terbaru